SH Terate Jalanku untuk Makrifat
SH TERATE JALANKU MENUJU MAKRIFAT |
Bahwa sesungguhnya hakekat hidup itu berkembang menurut kodrat iramanya masing-masing menuju ke kesempurnaan.
Demikian pun kehidupan manusia sebagai makhluk Tuhan, terutama hendak menuju ke keabadian kembali kepada Causa-Prima titik tolak segala sesuatu yang ada.
Melalui tingkat ke tingkat namun tidak setiap insan menyadari bahwa apa yang dikejar-kejar itu telah tersimpan menyelinap di lubuk hati nuraninya.
(Piagam SH Terate : alinea pertama)
Membaca Piagam SH Terate maka kita akan tahu tujuan SH Terate sebenarnya.
Ya, dari kalimat pertama alinea pertama kita paham bahwa di SH Terate kita diajak belajar ilmu hakekat, tepatnya hakekat hidup.
Dan bicara hakekat, maka kita pun harus tahu bahwa itu merupakan bagian dari urutan syariat, tarekat, hakekat dan makrifat.
Dalam kalimat pertama disebutkan ; "Bahwa sesungguhnya hakekat hidup itu berkembang menurut kodrat iramanya masing-masing".
SH Terate Jalanku untuk Menuju Makrifat
Artinya warga SH Terate yang harus paham bahwa Allah SWT, Tuhan YME menciptakan manusia dalam kondisi yang berbeda-beda, menurut kodrat iramanya masing-masing.
Karena itu warga SH Terate harus menghargai keberagaman, menghargai perbedaan dengan tetap memegang teguh prinsip. 🤗
Karena itulah di SH Terate diajarkan persaudaraan yang tidak membedakan siapa kamu siapa saya, apa agamamu, apa sukumu, apa latar belakangmu dan sebagainya.
Karena pada hakekatnya manusia di hadapan Allah SWT, Tuhan YME adalah sama.
Yang membedakan hanyalah derajat Iman dan Taqwanya.
Dalam belajar ilmu hakekat itu, SH Terate membaginya dalam 3 tingkatan, yaitu :
1) Tingkat 1
Barang siapa sampai tingkat pertama, dia akan menjadi seorang yang sombong.*
Ujian dalam tingkatan ini biasanya adalah perasaan telah mengetahui segalanya, lalu merasa angkuh akan ilmu yang dimiliki.
Dalam tingkatan ini pula, biasanya mereka tidak mau menerima nasehat orang lain karena merasa lebih tinggi.
Bahkan tidak jarang menyalahkan pendapat / nasehat orang lain kepadanya.
Mereka inginnya menang sendiri, tidak mau mengalah meskipun pendapat orang lain itu benar dan pendapatnya yang salah.
Terkadang mereka mengatakan sudah berpengalaman karena usianya yang lebih lama, sementara tidak sadar bahwa sikapnya masih seperti kekanak-kanakan.
Di SH Terate hal ini disimbolkan dengan ayam jago 🐔
Sebagaimana ayam jago, maka wajar jika warga tingkat 1 sering ngabruk, berkelahi, pamer kemampuan diri, berkokok untuk menunjukkan ke-aku-annya.
Ndak ada ayam jago mau mengalah, maunya menang sendiri.
Menjelang pengesahan ada sesi tes jago, dimana hal itu merupakan saat dimana kakak senior memberikan nasehat, petuah kepada adik-adiknya untuk menata sikap, menata budi menuju manusia berbudi pekerti luhur.
2) Tingkat 2
Barang siapa sampai ke tingkatan kedua, dia akan menjadi seorang yang tawadhu`. Semakin Berisi Semakin Tunduk.
Sebuah tingkatan yang diharapkan bisa membuat setiap orang mencintanya karena pribadinya yang baik dan mulia.
Meski telah banyak ilmu yang tersimpan di dalam dadanya, dia tetap merendah hati tiada meninggi.
Semakin dia rendah hati, semakin tinggi derajat kemuliaan yang dia peroleh.
Sesungguhnya karena ilmu yang banyak itulah yang mampu menjadikannya faham akan hakekat dirinya.
Dia tak mudah merendahkan, menyalahkan, mencela, menghina apalagi menfitnah orang lain.
Senantiasa santun dan ramah, bijaksana dalam menentukan keputusan suatu perkara.
Dia dengan kesemuanya itu membuatnya semakin dicinta manusia dan insya Allah, seluruh alam pun mencintainya.
Karena itulah jurus di tingkat 2 adalah jurus permainan bawah.
Merendah itu butuh kuda-kuda yang kuat, Prinsip yang kuat.
Sifat merendah ini di SH Terate disimbolkan dengan sejumlah ikan yang beraneka jenis. 🐟
Bilamana udara ini adalah air, maka manusia laksana ikan yang berenang di dalamnya.
Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.
Selain itu ikan melambangkan nafsu yang ada di diri manusia, yang harus dikendalikan.
Karena sesungguhnya nafsu itu adalah hambar, hampa alias sepa.
Demikian SH Terate Jalanku untuk menuju makrifat yang kami terima sedikit wejangan ini dari kang Mas,,,,, tentunya masih banyak kekurangan. Jika Saudaraku berkenan menambahi silahkan ketik di kolom komentar. Terimakasih
Posting Komentar untuk "SH Terate Jalanku untuk Makrifat "